Teruntuk
kau, pemuda dengan inisial “AT”
Aku
tulis note ini ketika aku dan dia berada di satu fakta, fakta yang benar-benar
mengguncang hubungan kami. Fakta itu benar-benar fakta yang sensitif.
Aku
telah melukainya, sangat melukainya. Aku sadar disana dia tergolek bersimbah
rasa kecewa. Tubuhnya merah oleh rasa kecewa, bahkan mungkin oleh amarah pula.
Aku telah sebegitu jahatnya kepada dia. Aku memutus rangkaian perasaan yang
telah kami untai. Tapi, aku tak bermaksud begitu, sungguh tak bermaksud begitu.
Justru kulakukan itu karena aku takut kehilanganmu, takut ditinggalkan olehmu.
Tapi nyatanya, semua yang kulakukan sia-sia. Aku salah langkah. Jalanku buntu.
Kasih,
sungguh aku sangat mencintaimu. Kau adalah nafasku, kau adalah nyawaku, kau
adalah pelitaku. Jika nafasku hilang, aku bisa mati. Jika nyawaku hilang, aku
hanya menjadi jasad tanpa arti. Jika pelitaku padam, aku kembali gulita. Akan
kulakukan apa saja demi menebus kekeliruanku. Bahkan jika kau ingin membenciku,
aku pun bersedia. Hmm, benarkah apa yang kukatakan itu???
Entahlah!!!
Seharusnya
kau tahu, aku tak mungkin bisa untuk kau benci. Tapi jika itu inginmu, aku bisa
apa??? Bukan kah perasaan tak bisa dipaksakan??? Begitu pun dengan perasaanku.
Aku tak bisa memaksakan hatiku untuk berpaling darimu. Kau begitu sempurna. Kau
begitu berharga. Kau istimewa. Aku mencintaimu, juga menyayangimu. Harus
bagaimana lagi untuk meyakinkanmu???? Kumohon maafkan aku, kumohon percaya padaku,
dan kumohon lihat hatiku. Aku bisa mati karenamu....
Bukan
kah kau tahu air mataku tak pernah kering ketika kutahu kau ingin pergi
dariku??? Itu nyata, itu ada tanpa kupaksa..
Aku tahu
aku pembohong. Tapi soal hati, aku tak pernah bohong. Namamu ada di hatiku.
Tapi namaku, apakah ada di hatimu???
Tuhan,
aku menyayanginya....aku ingin terus bersamanya...
Aku
memang tak sempurna. Aku bukan Bidadari nan cantik jelita. Aku hanya angsa
buruk rupa. Buluku tak indah. Gerakku juga tak indah. Aku memang tak seperti angsa-angsa
lain. Tak ada yang bisa dilihat dariku, kecuali segala keburukanku, baik rupa,
tutur maupun lakuku. Bisakah aku dipilih atas dasar semua itu???
Tentu
aku tak pantas dipilih. Kau indah, bulumu indah, hatimu pun indah, dan di luar
sana pasti ada banyak angsa indah yang pantas untukmu ketimbang aku. Tapi tidak
adakah kesempatan untuk angsa buruk rupa sepertiku mendapatkan hatimu yang
sempurna itu??? Hmm, aku tak tahu diri. Seharusnya aku bercermin dan tanyakan
pada cermin itu tentang bagaimana aku. Tapi.....aku sungguh ingin denganmu.... Tak
bisa aku berpaling darimu....
"Sound
of My Heart"
18
Januari 2012 pukul 5:09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar