Rabu, 02 November 2011

Unforgetable Moment!!


            Aku berdiri di hadapan sebuah kalender yang menempel di dinding kamarku. Di tanganku telah siap sebuah spidol berwarna hitam. Spidol ini telah kusiapkan untuk mencorat-coret wajah si kalender. Ya, akan ku acak-acak setiap angka yang ada di kalender itu sampai kutemukan angka 2 di deretaan angka di bulan November. Setelah angka 2 itu berhasil kutemukan, akan kuhadiahkan sebuah tanda silang dengan spidol hitam-ku padanya. Ya, spidol-ku telah siap menghabisi angka itu. Tanda silang yang kuhadiahkan padanya akan menjadi jejak atas sebuah kebodohan yang telah kubuat di pagi milik si tanggal 2 November 2011 ini. Moment yang terjadi pagi ini akan kurekam dalam ingatanku. Sebenarnya apa yang terjadi? Mau tahu kana pa yang terjadi? Untuk tahu apa yang terjadi, lebih baik kita simak saja cerita idiotku di bawah ini! Dijamin kalian akan menghadiahiku sebuah kalimat berbunyi “Dasar Idiot!” hahaa. Well, let’s go!
Rabu, 2 November 2011…
            Jarum jam di kamarku telah menunjukkan pukul 9 pagi. Dan mentari di luar sana pun telah meninggi, meninggalkan pagi yang sempat buta. Para lakon wayang orang di kampungku telah banyak yang mulai berlakon sesuai perannya masing-masing. Ada yang berperan sebagai petani, pedagang, anak sekolah, bahkan pengangguran pun ada. Macam aku ini, kerjaanku setiap harinya hanya menganggur di rumah. Yang kukerjakan setiap harinya hanya mengobrol dengan sebuah Laptop penyakitan. Nah, seperti pagi ini, aku kembali mengobrol dengan si Laptop. Hmm, tapi kulihat ada sebuah keanehan yang tercipta dari sosok tak bernyawa di hadapanku. Benda tak bernyawa itu terlihat sibuk menutup hidungnya. Dia seperti sedang mencium aroma tak sedap. Memang benar, sedari tadi memang tercium aroma tak sedap di kamar ini. Aroma tak sedap milik siapa ya? “Coba kau cium kedua ketekmu, Ka” kata si Laptop sambil tetap menutup hidung peseknya. Aku mengikuti apa kata si Laptop. Dan, alamak…aroma sedap menyeruak dari kedua ketiakku. Aromanya benar-benar mantap, sampai-sampai membuat perutku mual. Hahaaa…aku baru sadar kalau aku belum mandi. Pantas saja si Laptop sedari tadi menutup hidungnya, ternyata dia merasa terganggu dengan aroma sisa-sisa keringat semalam yang kutebar pagi ini. “Sorry deh, Jack, aku gak sadar kalau aku belum mandi” kataku sambil nyengir. “Okay okay, tapi kamu mandi dulu gih biar bau kecutmu hilang. Aku mulai error nih gara-gara kecutmu itu” kata si Laptop menyarankanku untuk mandi. Okay, demi menjaga kelangsungan hidup Laptopku plus menjaga kesegaraan udara pagi ini, aku akan segera mandi. Aku akan segera kembali dengan aroma yang berbeda dari aroma yang sekarang sedang merebak.
            Akhirnya aku melangkah keluar kamar, meninggalkan muka pucat Laptop hitamku. Kedua kakiku terus melangkah menopang tubuhku yang dibalut oleh sebuah daster bermotif batik. Eh eh eh…kenapa kakiku terus melangkah ke depan? Bukannya kamar mandi ada di sebelah kiri. Seharusnya aku berbelok ke kiri untuk mencapai kamar mandi. Mau kemana kau, Non? Ke dapur…ya, kakiku lebih tertarik melangkah ke dapur dari pada ke kamar mandi. Sebelum tubuhku diguyur air, tak ada salahnya kan nisi bensin dulu hahaa. Dan setelah aku sampai di dapur, kudaapati sesosok anak kecil tengah berkicau. “nta…nta…nta…” teriak si bocah sambil menghambur ke arahku. Rupanya rambut acak-acakanku tak membuat bocah itu ketakutan, justru dia menghampiriku begitu melihat tubuh jangkungku berdiri di pintu dapur. Ah, lebih baik main-main dulu bersama bocah yang biasa memanggilku dengan sebutan “Nta” itu. Yup, senda gurau  pun dimulai. Mulutku terus berkicau, mulut bocah bernama Olive itu pun tak kalah nyaring berkicau. Tawa menggema di ruangan yang tak begitu kotor ini. Tapi kemudian kuhentikan kicauanku. Aku teringat sesuatu. Tapi apa ya *mikir*? Aha, aku baru ingat kalau perutku butuh diisi bahan bakar hehee. Lantas aku pun beralih pada Ibu, menadahkan tangan padanya. Ibuku sepertinya sudah faham isyarat itu. Akhirnya dua potong pisang goring pun ia gelontorkan padaku. Sip, lumayan nih! Nyam…nyam…aku memakan pisang goring itu dengan lahap sambil duduk di samping pintu dapur. Hmm, kalau dipikir-pikir aku mirip gembel kelaparan yah haha. Alhamdulillah, kenyang nih perut. Kini saatnya mandi. Eits, sebelum mandi jangan lupa minta shampoo pada Ibu. Berhubung botol shampoo di kamar mandi telah kosong, mau tidak mau untuk sementara waktu aku harus memakai shampoo sachet-an. Okay, satu sachet shampoo kini telah berada di genggamanku, kalau begitu langsung saja yuk ke kamar mandi.
            Aku kembali melangkah sambil meraba-raba dinding. Tapi lagi-lagi langkahku lurus tanpa mau berbelok. Ya, aku mangkir dari jalur menuju kamar mandi. Seharusnya aku belok kanan, tapi aku malah lurus. Mau kemana lagi, Non? Kamar mandi ka nada di sebelah kanan. Hmm, aku mau ke kamar dulu. Pakaianku kan masih di kamar, jadi aku harus mengambilnya terlebih dulu *alas an yang masuk akal haha*. Sesampainya di kamar aku tak lantas menuju kediaman si lemari, aku justru duduk kembali di hadapan si Laptop. Tanganku rasanya gatal ingin menggelitik perut si Laptop yang dipenuhi banyak tombol. Dan akhirnya mulailah aku menggelitik si Laptop, sedangkan shampoo yang kudapat dari Ibu kubiarkan tergeletak di meja. Kulihat si Laptop masih menampakan wajah pucatnya, dan tangannya masih bertengger di hidungnya. Ah, peduli amat dengan si Laptop! Lebih baik segera cek kebun Facebook milikku, siapa tahu ada sebuah pesan beramplop merah jambu mampir di Inbox FB-ku.
Hoooaaammm, ngantuk nih. Lebih baik tutup saja kebun Facebook-ku, toh tak ada pesan yang kuinginkan di dalam Inbox. Lebih baik mandi saja yuk! Aku kemudian bangkit dan tak lupa menjambret satu sachet shampoo yang tadi kuletakan di atas meja. Eits, jangan lupa ambil pakaian dulu. Nah, setelah semuanya siap, barulah aku melangkah ke kamar mandi yang terletak tak jauh dari kamarku itu. Kali ini aku benar-benar melangkah ke kamar mandi lho hehe. Kali ini aku tak mampir dulu ke dapur, apalagi mampir ke Rumah Makan. Maklum lah, kali ini aku naik kereta jadi tak punya kesempatan untuk mampir-mampir haha.
Rasa dingin menyergap kakiku ketika kaki ini menginjak lantai kamar mandi. Aroma khas kamar mandi langsung menusuk hidungku seiring dengan pintu kamar mandi yang kututup. Aromanya sedikit aneh hehe. Shampo yang ada di gengamanku kemudian kuletakkan di bibir kolam. Handuk dan pakaian kugantungkan di dinding kamar mandi. Oiya, jangan lupa menggelar konser rutin hehe. Yup, konser kali ini sengaja kudedikasikan untuk si tampan Justin Bieber. Sebuah lagu berjudul “Baby” kulantunkan di dalam kamar mandi. Terus dan terus lagu itu kulantunkan mengiringi aktivitasku di kamar mandi. Bahkan saat geyuran demi guyuran air menimpa tubuhku, bibirku masih saja melantunkan lagu yang sempat booming itu. Nah, kini rambutku telah basah kuyup, itu tandanya shampoo siap kutumpahkan di atas kepalaku. Aku meraih shampoo yang tadi kuletakkan di bibir kolam. Tentu aku meraihnya dengan meraba, maklum lah kurang awas hehe. Hap, akhirnya kutangkap juga kau, shampoo. Hmm, tapi tubuh si shampoo sepertinya sedikit ramping. Mungkin si shampoo ikut program diet sehingga tubuhnya menjadi ramping hehe. Okay, mulai disobek saja. Krakkk…shampoo itu akhirnya berhasil kubuka. Kemudian kutumpahkan shampoo itu di atas tanganku. Lho, kok isinya Cuma sedikit ya? Oiya, si shampoo kan ikut program diet, jadi wajar saja kalau isinya sedikit hehe. Setelah tumpah di atas tanganku, kemudian langsung saja kuoleskan pada rambutku. Hmm, kok ada bau rempah-rempah ya? Hmm, kok busanya tidak muncul ya? Aneh, sebenarnya shampoo merk apa yang sedang kugunakan ini? Aku mulai curiga dengan shampoo yang kugunakan ini, terlebih lagi aroma yang diciptakan oleh si shampoo bukanlah aroma buah atau bunga, melainkan aroma rempah-rempah. Pikiranku mulai negative. Jangan-jangan ada sesuatu yang terjadi di atas kepalaku. Oh no…benar saja, ternyata ada sebuah kebodohan yang terjadi di atas kepalaku. Rupanya sesuatu yang kuoleskan di atas kepalaku bukanlah shampoo, melainkan sebuah saus. Hah, saus? Iya, saus…coba cium saja aromanya! Aku benar-benar yakin bahwa yang kugunakan ini adalah saus, terbukti dari bungkusnya yang mengeluarkan bau khas sebuah saus. Ya ambruk…apa-apaan aku ini? Bagaimana bisa aku salah pakai seperti ini? “Mamah…mamah…buruan kesini” teriakku dari dalam kamar mandi. Lagu si Justin Bieber kini tak lagi mengalun, yang kini mengalun adalah kepanikanku. Ibu akhirnya menghampiriku dan bertanya apa yang telah terjadi. Kubilang saja yang sesungguhnya pada Ibu. Dan respon wnita berumur 44 tahun itu benar-benar membuatku kesal. Dia terkekeh sambil berteriak kepada penghuni rumah yang lain perihal kejadian yang menimpaku. Kesal, aku benar-benar kesal pada Ibu. Bukannya ditolong, eh malah ditertawakan macam itu.
Kini aku telah keluar dari kamar mandi. Tubuhku kini tak beraroma kecut lagi, tapi wajahku? Hmm, wajahku masih saja kecut. Betapa tidak, beberapa penghuni rumah yang lainnya tak henti-hentinya memamerkan gigi-gigi mereka. Ya, mereka masih saja menertawakanku. Tentu alas an mereka menertawakanku tak lain dan tak bukan karena kejadian di kamar mandi beberapa saat lalu. Kejadian itu memang menggelikan sekaligus menyebalkan untukku. Ah, bagaimana bisa aku salah ambil shampoo? Lalu bagaimana bisa sebuah saus berada di kamarku? Usut punya usut, si Olive sepupuku lah yang meletakan saus itu di kamarku. Ya, balita itu memang terkenal hiper aktif, apa saja pasti disentuhnya. Termasuk saus itu. Saus itu rupanya dipindahkan oleh sepupuku itu dari dapur ke kamarku. Malangnya, aku yang taka was ini tak mampu membedakan mana shampoo dan mana saus. Payah…payah…dasar payah aku ini! Tapi tak apalah, kejadian tadi  bisa jadi catatan plus pengalaman bagiku. Mungkin saja kan saus tadi akan mampu menyuburkan rambutku yang sering sekali rontok hehee. Anggap saja saus tadi adalah vitamin untuk rambutku. Okay, kalau begitu jangan pasang wajah masam lagi dong, Eka…ayo senyum! *nyengir*…jangan nyengir, gigimu yang mrongos itu tak sedap dipandang haha. Hush, jangan buka kartu dong! Masa gigi mrongosku diceritain disini sih hahaa. Nih sekarang aku mau senyum, hitung sampai tiga ya…1…2…3…*senyum sok imut*. Nah, itu baru cantik hehee…
            Finish! Itu dia kisa dibalik niatku mengobrak-abrik kalender. Pagi tadi memang ada kejadian menyebalkan itu. Gimana, idiot kan aku? Begitulah cerobohnya aku. Saking cerobohnya sampai-sampai tak bisa membedakan mana shampoo dan mana saus hehe. Okay deh, cukup sekian ceritaku kali ini. Seperti biasa mohon maaf kalau tulisannya merusak mata dan telinga Kartuneters semuanya hehe. Makasih banyak udah mau nyempetin baca. Well, aku cabut dulu ya, bye! Salam Akselerasi!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar